Monday 7 November 2011

Di Kavling 2 X 2


Di kavling 2x2

Anak itu menata takdirnya,
Bertahan di tengah tekanan nasib ,
Berjuang keluar tuk hidupkan hidupnya,
Tak banyak yang dia mau,
Hanya ingin menjadi lebih baik,
Takdir yang lebih baik

Di kavling 2 x 2
Anak itu sadar akan takdirnya,
harus berdiri disaat anak lain termanjakan materi,
harus terseok mengejar asa yang jauh tersebar,
terkekang oleh ketidakberdayaan,terkurung oleh ketidakmampuan
Tegar,mungkin nilai mutlak baginya,
Letih,bukan hal yang aneh untuknya,
Sengsara, sudah terlalu biasa sepertinya,
Iya, itulah dia,itulah takdirnya.

Di kavling 2 x 2
Anak itu tersenyum untuk takdirnya
Mencoba terus langkahkan kaki rapuhnya dengan tawa riang,
Walau hati panas memaki keadaan,
Walau perih menusuk,dan sakitpun membekuk,
Sungguh dia takkan gentar,dia takkan berhenti,
Karena dia tahu,
Takdir masih belum lebih baik untuknya,

Di kavling 2 x 2
Anak itu menangisi takdirnya,
Lemah bersimpuh di saat kegelapan membungkam,
Air matanya tumpah,dan hatinya berkeluh kesah,
Hanya untaian doa yang dapat menghiburnya,
Berharap Tuhan mendengar,
Berharap Tuhan mengabulkannya.

Di kavling 2 x 2
Anak itu memimpikan takdirnya
Sebuah takdir yang cerah dan biru penuh asa,
Sebuah takdir yang mampu menjaminnya
untuk membawanya keluar dari sana,
Dari kavling 2 x 2,

Di kavling 2 x 2
Anak itu percaya akan masa depan takdirnya
Untuk hari esok,
Atau hari-hari seusai esok,
Dia akan masuk ke dalam kavling lain,
Sebuah kavling yang besar dan nyaman,
Lebih dari kavling hari ini,
Kavling 2 x 2,
Iya,itulah masa depan takdirnya,
Takdir anak itu dan takdir kavling 2 x 2.

No comments:

Post a Comment